Slot Gacor MAXWIN

Selalu Membayar Kemenangan Anda

Uncategorized

Jawa Barat Paling Berpotensi Kena Wabah DBD | InfoBogor


Kepadatan penduduk yang tinggi dan kebiasaan masyarakat yang belum mengikuti budaya hidup sehat dan bersih, membuat Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi yang paling berpotensi mengalami wabah demam berdarah dengue (DBD).

“Semua faktor risiko ada di Jawa Barat. Demografi Jabar termasuk yang tertinggi, satu perlima populasi Indonesia ada di provinsi ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati, Kamis (22/11).

Ia mengatakan, masih banyak penduduk Jabar yang merasa sayang untuk membuang atau mengubur barang bekas. Padahal barang bekas bisa dengan mudahnya menampung air dan menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk DBD.

Alma menambahkan bahwa di Jabar juga banyak sekali terdapat pohon yang jika daunnya berguguran bisa menampung air.

“Selain itu, banyak penduduk Jabar memiliki kebiasaan memelihara burung. (Padahal) tempat air minum burung bisa menjadi sarang vektor DBD,” katanya.

Faktor migrasi yang tinggi juga ikut berkontribusi terhadap tingginya penyebaran DBD di provinsi tersebut. Alma mengatakan, banyak pendatang yang sudah tertular DBD datang ke Jabar, digigit nyamuk, dan menyebarkan penyakit di provinsi tersebut.

Di tahun 2007, lanjut dia, terdapat sekitar 33.500 kasus DBD dalam satu tahun di Jabar. Lalu pada tahun 2011 angkanya menurun drastis menjadi 13.971 kasus, berkat berbagai intervensi kesehatan yang digalakkan pemerintah dan masyarakat.

Namun, meski sudah jauh menurun, jumlah insiden DBD di Jabar tetap termasuk yang tertinggi, atau mencapai satu perlima total kasus DBD nasional yang tercatat berjumlah 65.000 kasus di tahun 2011. Alma menyebutkan, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung tercatat sebagai bagian yang paling banyak melaporkan kasus DBD.

Ia mengatakan, sebagai daerah padat yang berisiko mengalami wabah DBD, Jabar masih sangat kekurangan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bisa memberikan penyuluhan dan mengampanyekan perubahan perilaku kepada masyarakat.

“Bayangkan saja, populasi Jabar lebih dari 44 juta jiwa, tapi jumantiknya cuma 4.500 orang,” tegas Alma.

Sumber: Berita Satu