Slot Gacor MAXWIN

Selalu Membayar Kemenangan Anda

Uncategorized

Wisma Diduga Tak Berizin Marak | InfoBogor

Tempat tinggal di Kota Bogor kini sudah banyak yang beralih fungsi menjadi wisma dan hotel. Diduga, rumah pribadi yang dijadikan tempat penginapan itu tidak diproses izin perubahan IMB-nya.

Selain tak melakukan izin perubahan IMB, diduga wisma-wisma itu kerap dijadikan sebagai tempat prostitusi dan pesta miras, narkotika dan trafficking, serta tempat mesum pasangan muda-mudi.

Bahkan banyak rumah-rumah peninggalan zaman Belanda di Kota Hujan beralih fungsi menjadi tempat penginapan. Jika hal ini dibiarkan, bukan hanya merusak moral masyarakat Kota Bogor, namun juga pemerintahan itu sendiri. Seperti penginapan yang ada di sekitar Bogor Baru, Taman Kencana, Tajur dan sebagainya.

Iwan Sutiawan pemerhati sosial di Kota Bogor mengaku kecewa terhadap  Pemkot Bogor karena telah membiarkan bangunan yang dibangun pada zaman Belanda dikomersilkan. “Lebih parahnya, selain dikomersilkan, juga kerap dijadikan tempat mesum pasangan muda mudi dari berbagai wilayah,” ujar seorang mahasiswa swasta terkenal di Kota Bogor.

Menurutnya, bisnis wisma di Kota Bogor memang terbilang cukup menjanjikan, apalagi Bogor sebagai kota jasa dan perdagangan. Namun, sayangnya keberadaan wisma ini kerap disalahgunakan. Hampir setiap malam sejumlah wisma di Kota Bogor, ada saja pasangan muda mudi yang keluar masuk ke wisma. “Hampir setiap hari, terutama weekend atau libur wisma mengalami full booking ketimbang hotel,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Bogor Maman Herman mengatakan, banyaknya tempat tinggal menjadi wisma karena lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kota Bogor. Akibat lemahnya pengawasan, kerap dijadikan kelemahan oleh para penggiat bisnis nakal mulai dari prostitusi dan trafficking yang cenderung memilih wisma ketimbang hotel.

“Memang betul, saat ini kami juga sedang mengkaji kembali izin pengoperasian wisma-wisma di Kota Bogor. Banyak penginapan liar tumbuh di Bogor ini, sementara di sisi lain banyak hotel yang sepi,” ungkapnya.

Ia berjanji, pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil Disbudpar untuk melakukan verifikasi jumlah wisma yang ada di Bogor. “Termasuk Wasbangkim, Bappeda dan dinas lainnya akan kami panggil. Kami tidak ingin ada oknum yang bermain atau malah jadi biong perizinan,” kata politisi Partai Demokrat.

Menurunnya jumlah pengunjung ke sejumlah hotel akibat maraknya wisma diakui sejumlah pengusaha. Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Didik Soepardi mengaku bahwa ada penurunan omset selama kurun enam bulan terakhir.

“Kalaupun ramai, itu pada waktu weekend saja. Jika hari-hari biasa justru sepi. Kami pernah mengusulkan kepada pemkot agar izin pendirian penginapan di Bogor dibatasi, tapi usulan ini belum ada tindak lanjutnya,” ungkapnya.

Sumber: Jurnal Bogor