Slot Gacor MAXWIN

Selalu Membayar Kemenangan Anda

Uncategorized

Lalu Lintas di Bogor Kian Semrawut | InfoBogor

Lalu lintas di Kota Bogor, Jawa Barat kian hari kian semrawut dan macet. Bertambahnya jumlah kendaraan setiap hari yang tidak diimbangi dengan bertambahnya jalan, membuat kemacetan di mana-mana.   

Saeful (45), sopir angkot jurusan Merdeka-Warung Jambu berpendapat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor perlu memperluas ruas jalan di bahu-bahu jalan tertentu, atau membatasi jumlah kendaraan. “Kian hari kian macet, di perempatan Warung Jambu perlu dibangun flyover atau underpass untuk mengantisipasi dampak kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas,” katanya.

Sanijan (34) warga yang tinggal tidak jauh dari Warung Jambu, menuturkan kawasan ini kerap terjadi kecelakaan lalu lintas. ”Tak mudah bagi pejalan kaki menyeberangi jalan di simpangan Warung Jambu karena tiap hari ramai kendaraan,” katanya.

Sebenarnya, bukan hanya di kawasan Warung Jambu saja yang semrawut, di Jalan RE Martadinata, tepatnya di depan perlintasan rel kereta api Bubulak, Bogor Tengah, jalanan tampak menyempit. Antrean tampak mengular sepanjang sekitar 300 meter. “Tidak ada kereta yang lewat saja sudah antre, apalagi kalau kereta mau lewat, bisa lebih dari setengah jam antre,” ujar Yosafat (30) pengendara mobil pribadi.

Asisten Daerah Tata Praja Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat mengakui kemacetan yang menjadi-jadi di Kota Bogor. “Macet memang tidak bisa dihindari, tapi saya pikir macet adalah hal yang wajar di kota manapun, lagipula macet di Bogor hanya pada jam-jam tertentu saja,” kilah Ade pada SP.

Dilanjutkan, pertumbuhan kendaraan yang mencapai 14 persen tiap tahunnya memang membutuhkan sarana jalan yang memadai. “Memang butuh ruas jalan yang memadai, tapi kita semua tahu betapa sulitnya membangun jalan di Bogor. Membangun Jalan R3 antara Villa Duta-Wangon, Ciawi saja sampai sekarang masih tertunda,” jelasnya.

Mengenai kemungkinan dibangun fly over di Simpang Warung Jambu, Ade mengatakan, fly over mungkin saja dibangun, namun perlu kajian yang matang untuk prospek ke depannya. “Bisa saja dibangun bila memang mendesak, tapi tetap butuh kajian,” timpalnya.   Anggota DPRD Kota Bogor Yusuf Dardiri menyatakan, saat ini di Kota Bogor sudah diberlakukan sistem shift bagi angkot. “Shift model  A dan B, ditujukan untuk menekan membeludaknya kendaraan. Kami berharap ke depan dapat menerapkan shift A, B dan C seperti di Sukabumi. Itu cukup efektif mengurai kemacetan,” ungkapnya.

Senada dengan Ade, Yusuf pun mengakui ruas jalan di Kota Bogor tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan yang tumpah ruah di Bogor. “Memang harus dicari solusi untuk mengurai kemacetan tersebut, karena model shift angkot saja belum cukup. Salah satunya adalah dengan pembangunan R3 dan Bogor Outer Ringroad (BORR). Itu untuk menyedot konsentrasi kendaraan pada satu titik,” ucapnya.

Sumber: Suara Pembaruan