Slot Gacor MAXWIN

Selalu Membayar Kemenangan Anda

Uncategorized

InfoBogor » Kemacetan di Kota Bogor Gara-gara Kebijakan Pemkot

Kemacetan yang terjadi di Kota Bogor, disebabkan kebijakan Pemkot Bogor dalam menata sarana transportasi.

Hal tersebut dikemukakan pengamat masalah publik dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Ernan Rustandi. Menurut dia, kebijakan yang dibuat pemkot tidak pernah berorientasi pada jenis transportasi massal. Padahal, kata dia, dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai satu juta jiwa, sistem transportasi massal menjadi salah satu syarat mutlak untuk menghindari kemacetan parah.

Sebaliknya, pemkot saat ini malah bermain-main dengan transportasi di level mini, seperti angkutan perkotaan (angkot). “Kondisi itu membuat masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi, ketimbang kendaraan umum,” katanya.

Namun, Ernan masih melihat adanya faktor kenyamanan dan keamanan tidak menjadi prioritas layanan pada angkutan umum jenis tersebut. Ditambah terbatasnya fasilitas umum bagi para pejalan kaki.

“Seharusnya para pejalan kaki inilah yang diutamakan apalagi bagi para lansia dan anak kecil,” ketusnya. Untuk itu, ke depannya, Ernan berharap pemkot mulai memikirkan kebijakan dengan orientasi transportasi massal.

Salah satunya, Transpakuan harus terus digenjot dan dikembangkan menjadi moda transportasi yang mumpuni dan dipercaya masyarakat. Sementara untuk jangka panjang, pemerintah dapat merancang moda transportasi dalam kota yang lebih besar lagi, seperti KRL dalam kota.

Kepala DLLAJ Kota Bogor, Suharto menegaskan pihaknya bekerja sama dengan polisi terus berupaya mengatasi kemacetan. Dijelaskannya, kemacetan di Kota Bogor terjadi akibat pertumbuhan kendaraan pribadi yang naik 13,9 persen. Sementara, jaringan jalan yang ada hanya mencapai 0,02 persen.

“DLLAJ berupaya dengan Binamarga meningkatkan kapasitas simpang dan jalan. Memang hal itu sulit, karena tak mungkin mengubah model transportasi karena topografinya memerlukan biaya yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Sementara itu, banyaknya volume kendaraan yang melintasi Kota Bogor, memberikan efek buruk bagi kesehatan. Kabid Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kota Bogor, drg Naniek Widayani menjelaskan, emisi gas buang menjadi penyebabnya.

Terlebih, bahan bakar yang digunakan kendaraan masih jauh dari kualitas. “Polusi udara memberikan dampak langsung terhadap kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” paparnya.

Pada jangka pendek, polusi udara dari asap kendaraan menyebabkan gangguan pernapasan yang berdampak pada sistem peredaran darah. Gejala yang terasa adalah batuk, sesak, hingga infeksi saluran pernapasan akut. Kondisi ini pun menyebabkan perubahan fisiologis, seperti fungsi paru dan tekanan darah.

Sementara untuk jangka panjang, penyakit gangguan pernapasan dapat menyebabkan kematian. Tak hanya itu, polusi udara yang terhirup akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. “Yang paling mengerikan adalah penyakit kanker,” terangnya di sela-sela acara penerapan KTR, Rabu (31/1).

Sumber: Radar Bogor