Slot Gacor MAXWIN

Selalu Membayar Kemenangan Anda

Uncategorized

InfoBogor » Kebun Raya Bogor Ulang Tahun ke-196

Kebun Raya Bogor (KRB)-LIPI merayakan hari jadinya yang ke-196 pada 18 Mei lalu. Di usia yang hampir menginjak dua abad ini, perayaan ditandai dengan penandatanganan MoU (nota kesepahaman) antara KBR-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dengan Kebun Raya Solok, Sumatera Barat dan pemerintah daerah Batam untuk pembangunan kebun raya baru.

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI Mustaid Siregar mengatakan, KRB akan terus menjadi tempat penyelamatan flora Indonesia. “Kebun Raya Bogor sebagai bagian dari LIPI akan terus berupaya tingkatkan kualitas dan kuantitas riset dengan kerja sama berbagai pihak termasuk dengan institusi luar negeri,” kata Mustaid dalam kata sambutannya, pada acara perayaan ulang tahun KRB, di Bogor, Selasa 21 Mei 2013.

KRB-LIPI diakuinya akan terus mengemban misi untuk menjadi rujukan dan percontohan melalui pembinaan juga dukungan terhadap pembangunan kebun raya di seluruh daerah di Indonesia. Ia menyatakan, pada penyelenggaraan ulang tahun hari ini, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor juga telah sepakat bekerjasama dengan Universitas Kyoto, Jepang. Kerja sama ini dalam rangka melakukan konservasi tumbuhan yang terancam punah yaitu bunga bangkai (Amorphophallus titanium), yang selama ini menjadi kebanggaan Kebun Raya Bogor.

Ia menjelaskan, bunga bangkai telah diperkenalkan hingga ke luar negeri dan telah mengikuti berbagai pameran internasional. Bunga Bangkai dalam bentuk awetan sempat menjadi duta Indonesia dalam pameran hortikultura di Korea Selatan pada 27 April sampai 12 Mei lalu.

Saat ini KRB-LIPI sedang melakukan percobaan hasil penelitian untuk program penanaman Bunga Bangkai dalam pot melalui teknik penyilangan buatan serta perbanyakan dari biji dan kultur jaringan. Sehingga, lanjut Mustaid, di masa depan Bunga Bangkai tidak lagi menjadi tanaman langka karena bisa ditanam di pot-pot yang ada di perumahan atau perkantoran.

Kepala LIPI Lukman Hakim menyatakan, pentingnya konservasi tumbuhan sebagai bagian dari pendidikan, penganekaragaman hayati, wisata, dan jasa lingkungan. Menurut dia, dalam suatu sistem alam, segala sesuatu memiliki hubungan dan saling mempengaruhi.

“Kerusakan alam akan mengganggu keseimbangan yang bisa mengakibatkan bencana alam,” kata Lukman. Karena itulah, perlu ada keselarasan antara alam dengan manusia dengan membiasakan pola hidup ramah lingkungan.

Sumber: Tempo