Slot Gacor MAXWIN

Selalu Membayar Kemenangan Anda

Uncategorized

Cara Mengurangi Sifat “Gila Kerja” | InfoBogor

Cara Mengurangi Sifat “Gila Kerja” Reviewed by administrator on October 20, 2014 .

Mumpung masih muda, kita harus mengejar prestasi setinggi-tingginya. Begitu motto yang banyak dipakai para pekerja yang sedang giat merintis karier. Tak jarang, kesehatan pun diabaikan demi menyelesaikan target pekerjaan yang sangat padat. Selain kerja lembur, bekerja di akhir pekan pun dilakoni. Bagi kebanyakan orang, menyeimbangkan tuntutan karir dan kehidupan pribadi merupakan tantangan yang tidak pernah […]

Rating: 0 October 20, 2014 By administrator

Mumpung masih muda, kita harus mengejar prestasi setinggi-tingginya. Begitu motto yang banyak dipakai para pekerja yang sedang giat merintis karier. Tak jarang, kesehatan pun diabaikan demi menyelesaikan target pekerjaan yang sangat padat. Selain kerja lembur, bekerja di akhir pekan pun dilakoni.

Bagi kebanyakan orang, menyeimbangkan tuntutan karir dan kehidupan pribadi merupakan tantangan yang tidak pernah ada habisnya. Terutama jika terjadi pada masa perusahaan sedang mengejar target. Para karyawan pun berusaha memberikan segalanya karena ingin menunjukkan dedikasi mereka.

Semangat bekerja terutama sangat nyata terlihat pada mereka yang memang menyukai bidang kerja yang digelutinya sehingga kantor menjadi rumah kedua mereka. Meski begitu, gila kerja sebenarnya bisa jadi bumerang. Bukan hanya bagi kesehatan, seperti pada kasus Mita, tapi juga secara psikologis bisa menyebabkan kita kelelahan secara mental (burn out).

Jody Greenstone Miller, penulis buku dan juga Chief Executive dari Business Talent Group menjelaskan, secinta apa pun Anda pada pekerjaan, akan lebih sehat jika kita memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. “Anda harus mulai fokus pada prioritas yang lebih penting,” katanya.

Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan keseimbangan tersebut?

Pelajari kebijakan perusahaan

Ketahui apakah perusahaan menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel yang memperbolehkan Anda bekerja dari rumah. Manfaatkan kelonggaran jam kerja ini untuk menunjukkan performa Anda. Meski bekerja dari rumah, buatlah batasan kapan waktu mulai kerja, kapan istirahat, dan kapan waktunya berhenti. Sebagian besar orang yang bekerja fleksibel justru mengeluh karena mereka hampir bekerja nonstop.

Komunikasi

Jika tidak dapat hadir untuk sebuah rapat padahal sebenarnya ini hari libur Anda, katakan pada atasan bahwa Anda membutuhkan waktu istirahat agar bisa berkumpul bersama keluarga. Satu dua kali mungkin tidak masalah melewatkan waktu libur, tetapi jika hal itu berlangsung terus menerus, tentu Anda berhak meminta jatah libur.

Jangan mau didikte teknologi

Seharusnya teknologi bisa membuat hidup lebih mudah, bukan sebaliknya Anda justru dikontrol oleh teknologi. Karena itu disaat sedang bersama anak, jauhkan gadget agar Anda tidak sebentar-sebentar menengok email dan menjawabnya.

Belajar mengatakan “tidak “

Ingat bahwa Anda dapat dengan hormat menolak tawaran pekerjaan yang bisa menyita waktu Anda secara berlebih. Tolaklah secara profesional sehingga Anda tidak dipengaruhi oleh rasa bersalah. Dengan demikian saat Anda memang seharusnya bekerja, Anda dapat fokus dan menikmatinya.

Hargai waktu privasi

Menyelesaikan deadline pekerjaan memang sudah tuntutan yang harus Anda lakukan sebagai seorang pekerja. Tapi Anda juga harus membiarkan diri memiliki waktu pribadi atau “me time” untuk merilekskan pikiran Anda. Dengan begitu Anda bisa lebih menghargai setiap detik yang terjadi pada kehidupan Anda.

Sumber : KOMPAS / forbes.com

Tags: gila kerja, tips kerja, tips sehat, workaholic