December 4, 2012 By administrator
Tempe khas Bogor dengan nama Sari Fika diproduksi oleh keluarga Sularso yang bertempat tinggal di Jalan Menteng Asri, RT 03 RW 10 Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. “Kita memasarkan tempe ke kawasan wisata puncak dan sepanjang jalan Sukabumi, “ kata Sularso ketika menerima kunjungan Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor Eddy S Warsa, Senin (3/12/2012).
Menurut Sularso, pihaknya setiap hari menjual tempe ke para pedagang gerengan tempe dikawasan wisata puncak dan sepanjang jalan Sukabumi,“ Tempe produksi kami menjadi oleh-oleh para wisatawan, “ ujarnya.
Ia mengatakan, setiap harinya tidak kurang dari 800kg,dipasarkan ke kawasan wisata puncak dan Sukabumi. “Harga perkilo tempe yang dipasarkan ke kawasan wisata puncak dan Sukabumi kita jual Rp1.700,-,
Selain memproduksi tempe mentah, lanjutnya, dirinya juga memproduksi tempe goreng yang dipasarkan ke kawasan Pasar Bogor dan pedagang – pedagang lainnya yang ada di Kota Bogor. “Untuk tempe goreng setiap harinya bisa terjual sekitar 80 lembar. Kalau dipasaran dijual seharga Rp40/kg. sedangkan harga jual ditempat seharga Rp36 ribu/kg, “ tuturnya.
Tempe Sari Fika khas Bogor dikerjakan oleh enam orang. Selain memproduksi tempe juga memproduksi kripik bayam (bayam goreng-red). “Kedepan kita berencana akan memproduksi selai pisang.Sementara itu Kepala Disperindag Kota Bogor Eddy S Warsa ketika meninjau lokasi pembuatan tempe Sularso mengatakan, bahwa peninjauan ke lokasi –lokasi pengrajin di Kota Bogor termasuk pengrajin tempe merupakan program akhir tahun dari Disperindag Kota Bogor. “ Peninjauan ke pengrajin sandang dan pangan di Kota Bogor merupakan refleksi akhir tahun yang merupakan program Bidang Industri pada Disperindag, “ kata Eddy.
Sebelum mengunjungi pengrajin tempe Sularso, lanjut Eddy, pihaknya mengunjungi kegiatan karang taruna yang memproduksi pro limbah di Cimanggu. Pro limbah yang diproduksi karang Taruna untuk menghilangkan bau rumah potong hewan, peternakan, dan septicktank
Eddy menambahkan, maksud dan tujuan kunjungan kepada para pengrajin selain untuk membantu pemasarannnya juga ingin membantu mereka dalam memproses merk sehingga menjadi hal paten.
Sumber: Bogor News
Tags: kuliner bogor, tempe